Kabut Asap di Riau
Sejumlah daerah di Riau diselimuti kabut asap. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru menginformasikan, Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) mendeteksi 298 titik api di Sumatera, dan 131 di antaranya tersebar di sejumlah Kabupaten dan Kota Riau. Kabut asap disebabkan kebakaran lahan gambut yang masih terjadi di lima kabupaten di Riau. Kebakaran hingga kini belum bisa ditanggulangi meski curah hujan sudah mulai turun di wilayah Pekanbaru.
Provinsi Riau dimana lebih dari 70% lahannya merupakan tanah gambut merupakan potensi yang besar untuk menghasilkan kabut asap. Tanah gambut akan mudah terbakar jika resapan air tanah terlalu rendah dan cuaca panas sehingga memancing kebakaran di sejumlah titik-titik api. Bahkan kabut asap setahun terakhir sudah dirasakan dampaknya hingga di negara tetangga, seperti Malaysia.
Rendahnya resapan air ini disebabkan oleh illegal logging yang masih marak terjadi. Akibatnya, tidak ada yang menyerap air hujan sehingga air hujan pun terbuang begitu saja. Selain resapan air yang rendah, pembakaran hutan juga menjadi penyebab kabut asap. Pembakaran hutan biasanya dilakukan karena ingin membuka lahan baru. Padahal api bisa meluas ke daerah yang tidak diinginkan karena hembusan angin.
Akibat kabut asap ini, sejumlah aktivitas bisa terhambat, misalnya penerbangan dan pelayaran ditunda bahkan dibatalkan. Selain itu penyakit ISPA bisa menyerang masayarakat. Oleh karena itu, peran semua golongan sangat dibutuhkan dalam penanganan masalah ini. Semua masyarakat harus bekerja sama dengan aparat dan pemerintah untuk melestarikan hutan. Karena dengan melestarikan hutan, masalah kabut asap ini bisa diatasi secara bertahap.
Adapun beberapa solusi yang dapat diberikan untuk masalah ini antara lain :
a. Preventif
· Mencegah illegal logging
· Melestarikan hutan
· Menjaga tinggi resapan air tanah
· Mencegah pembukaan lahan baru
b. Kuratif
· Mulai menanami lahan-lahan yang gundul
· Bekerja sama memperbaiki lahan yang berpotensi menghasilkan asap
c. Rehabilitatif
· Memperbanyak tumbuhan yang bisa menyerap banyak air
· Melakukan penanaman secara kontinyu
d. Promotif
· Mengadakan sosialisasi tentang pelestarian hutan
· Membuat iklan atau spanduk tentang bahaya kabut asap
0 comments:
Post a Comment